Sabtu, 18 April 2015

Partisi dan Filesystem di Linux

A.   PARTISI
a.      Pengertian Partisi
Partisi  yang dalam pengaturan media penyimapnan  adalah bagian dari  memori
harddisk yang terpisah secara logika dan tidak terpisah secara fisik. Partisi ini dapat diterapkan di berbagai media penyimpanan, seperti flashdisk dan sebagainya, tapi secara umu, partisi memang sering dipakai di media Harddisk. Partisi didalam disk dapat dibuat dengan menggunakan tool pembuat partisi seperti fdisk,   cfdisk,   atau  parted.  Untuk berbasis  GUI,   dikenal  Gparted dan QtPerted. Untuk lingkungan windows, umum dikenal partition magic. Setelah partisi dibuat, maka partisi itu perlu diformat dengan file system  tertentu. Secara umum,  setiap tool partisi juga menyertakan fasil itas untuk membuat filesystem. Pada  sistem x86 yang umum kita pergunakan,  skema partisi  yang hanya dapat dibuat empat macam partisi yang umum disebut primary partition. Oleh karena itu, untuk membentuk suatu partisi yang  lebih banyak perlu dibuat partisi   tambahan, dimana   dalam  partisi   tersebut,   dapat   dibuat   partisi   yang   lain   yang   kemudian disebuat Extended Partition.  Dalam sebuah harddisk, hanya perlu memiliki   satu buah extended Partition, karena dari extended partition  ini, dapat dibuat partisi-partisi lain yang lebih kecil dan lebih banyak. Untuk Primary Partition, tidak ada ketentuan pasti apakah primary partition hanya boleh satu saja atau harus digunakan seluruhnya. yang jelas, untuk kesehatan sistem operasi, untuk keperluan booting, sebaiknya diletakkan di Primary Partition. Untuk sistem operasi Linux saat   ini,  sudah mampu melakukan boot  walau  tidak harus system terinstall di primary partition. Untuk kasus beberapa distro yang masih strict mengharuskan di isntal di primary partit ion.

b.      Tujuan Menggunakan Partisi
·         Memisahkan sistem operasi dengan file-file pengguna
·         Memiliki ruang untuk swap dan virtual memori
·         Membuat data data yang  sering digunakan dapat terletak berdekatan
·         Untuk memisahkan cache dan file-file log terpisah dari file-file lainnya. File-file   tersebut   dapat   berubah   dengan   sangat   sepat,   dan   berpotensial
·         menyebabkan partis i cepat penuh
·         Untuk melakukan multi-boot  atau dual-boot. Sehingga satu harddisk dapat tersimpan dua macam atau lebih s istem operasi.
·         Untuk melindungi  atau mengisolir  file. Hal  ini  agar mempermudah untuk
·         menyelematkan data dan memisahkan apabi la terjadi partisi korup.

c.       Skema Partisi pada Linux
Pada sistem operasi berbasis Unix dan Unix-like seperti  Linux dan Mac OS X, pembuatan partisi   terpisah untuk  /boot, /home, /tmp, /usr, /var, /opt, swap dan seluruh file yang lain sangatlah memungkinkan. Skema partisi serperti itu memiliki beberapa keuntungan, jika salah satu filesystem mengalami  kerusakan, data ataupun file-file milik sistem operasi tdak akan  bermasalah.  Untuk meningkatkan keamanan dari kehilangan data sistem, partisi dapat dibuar read only. Metode denan membagi partisi menjadi ukuran yang fix juga memiliki beebrapa ketidak nyamanan, salah satunya yaitu pengguna dapat kehabisan space di partisi /home, walaupun space di partisi   lain masih  tersisa banyak. Oleh karena  itu,  pengguna hendaknya mampu memprediksikan  rencana penggunaan partisinya,  yang hal   ini  dapat menyulitkan pengguna baru.
Logical   Volume  Management   (LVM),   sering   digunakan   di   perangkat   server. Kelebihan LVM yaitu dapat dengan mudahnya diatur ukuran partisi. Yang berbeda dari Lvm  ini yaitu LVM terikat  memiliki  tool  tersendiri untuk mengubah ukuran partisinya, dan tidak memerlukan tool khusus untuk mengatur partisinya. LVM juga tidak hanya berkemampuan untuk menggeser partisi  secara  langsung,   tetapi   juga dapat untuk  'menyambung' harddisk sehingga menjadi dikenali sebagai satu buah partisi yang lebih besar.

d.      Operasi Partisi
Menggunakan Fdisk
Fdisk,   sebagai   nama   sebuah  tool   pengatur   partisi,   sudah   cukup  populer baik dikalangan pengguna dos dan pengguna linux. Di Linux, fdisk juga berperan untuk mengatur  partisi,   baik menghapus,   dan  membuat   partisi.  Bagi   pengguna   yang terbiasa menggunakan  fdisk di   dos,  penggunaan  fdisk  di  Linux mungkin  akan membingugkan karena memiliki menu yang berbeda.

Fdisk   dijalankan   hanya   dengan   akses   root.   Untuk  mengatur   partisi di   suatu harddisk,   maka   dalam   memanggil   fdisk   harus   diesertakan   nama   devicenya. Misalkan /dev/sda atau /dev/hda. Jika nama device harddisk tidak disebutkan, maka fdisk  tidak mau  jalan dan  tetep menanyakan device harddisk yang  ingin diolah. Kurang lebih perintah untuk melakukan fdisk akan menjadi seperti fdisk / dev/sdaStelah fdisk dibuka, akan disuguhi menu sebagai berikut :
Kemudian tekan M unt uk melihat menu yang  tersedia di fdisk
Secara umum, untuk mengatur partisi, perintah dasar yang digunakan adalah

p – untuk menampilkan daftar partisi yang ada
n – untuk membuat part isi baru
d – untuk menghapus parti si
q – keluar dari fdisk tanpa melakukan perubahan apapun
w – menuliskan perubahan atau  partisi baru ke harddisk dan kemudian keluar
Semua perubahan, pengaturan yang anda lakukan tidak akan diterapkan jika anda belum menggunakan perintah W tadi.
Jika anda menekan P maka  jika harddisk  sudah berisi   tabel  partisi,  maka akan terlihat sebagai beriku t:
Pada baris pertama itu menunjukkan informasi ukuran harddisk. pada baris kedua menunjukkan informasi geomteris dari harddisk yang digunakan. Walaupun tidak terlalu akurat. Besarnya ukuran unit, seperti yang ditunjukkan diatas adalah jumlah head  dikalikan  jumlah  sector/track dikalikan  512 bytes  untuk  setiap  sectornya. Kemudian satu b lock itu berukuran unit size dibagi dengan 1024.

Didalam   daftar   tabel   partisi   yang   ditampilkan   oleh   fdisk,   kolom   Device menunjukkan  identitas  partisi.  Nama device  inilah yang nanti   sering digunakan untuk operasi  partisi,  yang  salah  satu  fungsinya  adalah proses moutning.  Pada kolom kedua, Boot, hanya menunjukkan apakah partisi tersebut memiliki flag boot atau tidak. Jika dalam partisi terdapt flag boot, maka dalam kolom tersebut terdapat tanda asterisk. Flag boot ini di beberapa sistem operasi terkdang dibutuhkan. Untuk kasus diLinux, asalkan harddisk dan bios pengenalnya cukup standart, kehadiran flagboot ini tidak terlalu signifikan. Pada kolom ketiga dan keempat, adalah kolom star   dan   end.   Start   dan   End   ini  merupakan  urutan Cylinder yang digunakan. Misalkan seperti pada baris ke-6, /dev/hdaa1 disana terletak pada cylinder nomer 1
hingga  cylinder   nomer   61.   kemudian  pada  baris   ke-8,   /dev/hda5  terletak  pada cylinder nomer  62 hingga nomer 183. Pada kolom kelima adalah kolom  jumlah
block. Walaupun kolom block ini tidak menunjukkan ukuran partisi secara valid, tapi   setidaknya dapat  merepresentasikan ukuran partisi  yang digunakan. Angka yang terdapat dalam block kurang lebih menunjukkan ukuran partisi dalam satuan Kilo  atau  ribuan.   jadi  kembali  ke  contoh pada barus ke-6,   /dev/hda1 memiliki ukuran   kurang   lebih   489951   ribu   bytes,   atau   kurang   lebih   489  Mega   byte.
Perbedaan angka yang  tercantum pada  fdisk dengan ukuran partisi  yang didapat kira-kira sekitar plus-minus 10% Untuk jumlah block yang diberi tanda plus seperti pada baris ke-8 hal ini dikarenakan jumlahnya yang ganjil. Karena secara prinsip jumlah cylinder hendaknya integer , tidak memiliki nilai pecahan. Karena besarnya partisi sehingga  jumlah cylinder dan  jumlah block  terhitung ada sedikit  ke  tidak konsistensian. Untuk penggunaanya di tingkat atas, tidak terllau berpengaruh, cara untuk mengira-ngira ukuran partisi   juga masih berlaku. pada kolom keenam dan ketujuh yaitu kolom untuk menunjukkan  identitas dari  partisinya.  secara pokok, identitas dikenal dengan identitas angka dan huruf pada kolom ID, sedangkan pada
kolom system adalah nama panjang dari iden titas partisi yang digunakan.

e.      Membuat Partisi
Pertama-tama dari konsole, kita mengetik
Dimana menunjukkan harddisk yang dipasang adalah harddisk SATA yang kedua.Jika   kita   perhatikan,   untuk   harddisk   terkini   yang memiliki   ukuran  besar,  jika menggunakan fdisk akan muncul peringatan seperti berikut :
Ya..   seperti   yang   tertulis   pada   peringatan   tersebut.   Sebenarnya  tidak  masalah dengan harddisk yang digunakan berukuran  tersebut. Hanya saja,  harddisk yang akan digunakan mungkin akan mengalami  kesulitan apa bila digunakan pada mesin lama. Peringatan diatas muncul karena jumlah cylinder dalam harddisk lebih besar dari 1024 atau sekitar lebih besar dari 8,5 GB.

Kemudian sebelum kita lakukan operasi sebaiknya dilihat dulu daftar partisi yang ada. Karena memang pada awalnya partisi belum dibuat, maka hanya menunjukkan informasi konfigurasi harddisk saja
Dari  informasi itu kita  mengetahu kalau harddisk yang kita  gunakan

berukuran sekitar 500 GB.  Dan kita pun dapat dengan yakin mengetahui bahwa 255*63*512*60801=500105249280 bytes.  Ya,  memang ada sedikit  selisih 2 MB dari perhitungan yang ada. Selisih ini tinggal dimungkinkan karena ukuran harddisk yang teramat besar . Semakin besar ukuran harddisk, selisih yang terjadi pun juga akan semakin besar. Setelah kita melihat ukuran harddisk,  kita   lalu dapat  merencanakan bagaimana harddisk kita nanti akan dipartisi. Oke.. misalkan dengan  harddisk 500GB, kita akan berencana membuat partisi   swap  sebesar 2 GB.  Kemudian partisi  untuk  system sekitar 100GB kemudian si sanya kita gunakan untu k partisi /home..

Stelah  pembagian  partisi   sudah  kita   rencakanm,   kemudian mari   kita   kerjakan. tombol yang ditekan di ilustrasikan dengan cetak tebal

Partisi untuk system  sebesar 100GB  sudah  kita tetapkan, kemudian   kita buat extended partisi untuk menampung sisanya.
Kemduian kita buat partisi untuk swapnya. Partisi swap kita buat didalam partisi extended. Seperti yang kita rencanakan tadi, partisi swap kita buat sebesar 2GB.
Kemudian si sanya kita buat untuk partisi /home
Setelah selesai lalu kita coba melihat hasil partisi yang kita buat
Kemudian kita dapat juga menambahkan informasi bootloader ke partisi /dev/sdb1
Setelah itu kita nyatakan partisi swapnya dengan perintah
Dan hasi l akhirnya pun menjadi seperti berikut


jika sudah yakin dengan partisi yan gkita buat, kemudian tekan perintah W untuk menuliskan perubahan yang sudah kita lakukan kedalam  harddisk.


Walaupun Fdisk dapat mengenali berbagai macam tipe filesystem, tetapi fdisk tidak dapat   langsung   melakukan   pembuatan   filesystem   untuk  filesystem   yang bersangkutan. Misalkan, kita membuat partisi  dan  ingin kita set  sebagai FAT32. Dengan perintah T, kita dapat menindent ifikasikan bahwa partisi tersebut FAT32, tetapi tetap saja, partisi tersebut belum diformat sebagai FAT32.


Untuk melihat daftar filesystem yang dikenali oleh fdisk, kita dapat melihat dengan memberikan perintah L

Untuk menghapuis partisi mirip dengan perintah-perintah sebelumnya, hanya saja perintah yang digunakan adalah D.

B.   FILESYSTEM DI SISTEM OPERASI LINUX

Sistem operasi   linux membuat semacam  file sistem virtual  yang dapat  membuat seluruh file akan tertampil berada dalam hirarki tunggal.Hal ini berarti, di filesistem itu hanya terdapat satu buah root directory, dan seluruh file yang ada akan terletak dibawahnya di suatu tempat lain. Selain itu juga, root directory tidak harus berada ditempatkan secara  fisik di  harddisk anda, mungkin dapat   juga  tidak  terletak di komputer anda.   Sistem   di   Linux   dapat   menggunakan  jaringan   sebagai   root  directorynya.

Sistem Linux  memberikan  nama   device  untuk  masing-masing   device,   tapi   ini

bukanlah  bagaimana menunjukkan  cara   file   didalam  device  itu  diakses.  Untuk

mendapatkan pengaksesan file didalam suatu device, anda harus memberiitahukan dulu ke sistem operasi di directory mana anda menginginkan file-file tersebut untuk muncul. Proses inilah yang disebut dengan mounting. Sebagai contoh, untuk dapat
mengakses file-file yang ada di CD-ROM, adna harus memberitahu sistem operasi kurang  lebih   begini   “Ambil   filesystem  yang   di   CD-ROM  lalu  munculkan  di directory anu-anu”. Nah directory yang diminta untuk menampilakan file itu tadi yang disebut sebagai mount po int. Sebagai contoh, adalah  directory didalam /media. Directory /media sangat mudah ditemui di banyak sistem Linux yang menggunakan kernel   2.6.x  seperti   yang   sudah  di   spesifikasikan  dalam  Filesystem Hierarchy Standard.  Direcroty /media ini di sepsifikasikan untuk mengelompokan mount point dari berbagai macap removeable media, seperi CD, DVD, flash disk, handy cam, MP3 player, memcard reader, iPod, dan juga floppy disk kalau masih ada. Isi dari /media bia   saja kosong,   atau berisi  beberapa directory kosong untuk mounting masing-masing device, atau bisa juga tiba-tiba berisi directory jika media itu dibaca sistem. Proses tiba-tiba muncul itu yang dikenal dengan istilah automount. Secara umum,   hanya   root   atau  administrator   yang   di   pilih   yang  diperbolehkan  untuk melakukan mounting.
Sistem  Linux   sering  menyertakan  software  atau   tool   untuk  membantu  proses mounting dan mendukung fungsionalitas baru. Salah satu diantaranya adalah auto-mount itu tadi, dengan tujuan sebagai berikut
• Di bebarapa situasi, file sistem selain root perlu tersedia bersamaan dengan
sistem   operasi   menyala.   Seluruh   sistem   Linux   menyediakan   fasilitas
mounting   saat   system   menyala.   Fasilitas   itu   disebut   fstab.   Sysadmin
mendefinisikan   filesistem  apa   saja   yang   dibutuhkan   kedalam  /etc/fstab
beserta dengan opsi dan mount pointnya

• Di   beberapa  situasi,   tidak  diperlukan  untuk  melakukan mount   pada  file sistem  tertentu  saat  booting,  diakrenakan  file  system  itu dibutuhkan  saat setelah proses boot selesai.

• Removeable media menjadi sesuatu yang umum untuk perangkat   rumahan dan notebook.  Misalnya yaitu Flash disk,  CD ROM, dan DVD. Beberapa sistem  Linux juga dilengkapi   aplikasi   untuk  mendeteksi   kehadiran  dari media tersebut   dan   segera  melakukan mount   tanpa   ada   campur   tangan pengguna.

Master Boot Record
Master  Boot  Record  adalah  sebutan untuk  sektor  yang paling ujung  awal  dari sebuah harddisk. Didalam MBR terdapat hal-ha l seperti berikut:
• Kode booting ke sistem operasi, kode booting ini  yang membuat harddisk dapat booting ke sistem operasi. Kode ini disebut juga dengan Master Boot Code. Boot loader seperti Li lo dan Grub terletak di sini.
• Tabel partisi yang berisi daftar partisi apa saja yang terdapat pada harddisk yang digunakan


Pada saat booting, MBR bertugas sebagai berikut:
·         Mencari partisi yang aktif atau yang dapat digunakan untuk booting dalam tabel partisi.
·         Mencari sektor pertama dari partisi yang digunakan untuk booting.
·         memuat salinan boot sector dari partisi aktif kedalam memori
·         Memberikan kontorl kelanjutan kepada kode untuk dieksekusi selama proses boot.

File System dapat menggunakan media penyimpan data seperti HardDisk atau CD Rom. dalam linux memiliki format yang berbeda dengan windows dan skema yang berbeda untuk penempatan file-file linux tersebut. hirarki dari filesystem linux adalah seperti pada gambar berikut


Tidak ada komentar:

Posting Komentar