A.
PARTISI
a.
Pengertian
Partisi
Partisi yang dalam pengaturan media penyimapnan adalah bagian dari memori
harddisk
yang terpisah secara logika dan tidak terpisah secara fisik. Partisi ini dapat
diterapkan di berbagai media penyimpanan, seperti flashdisk dan sebagainya,
tapi secara umu, partisi memang sering dipakai di media Harddisk. Partisi
didalam disk dapat dibuat dengan menggunakan tool pembuat partisi seperti
fdisk, cfdisk, atau
parted. Untuk berbasis GUI,
dikenal Gparted dan QtPerted. Untuk
lingkungan windows, umum dikenal partition magic. Setelah partisi dibuat, maka
partisi itu perlu diformat dengan file system
tertentu. Secara umum, setiap
tool partisi juga menyertakan fasil itas untuk membuat filesystem. Pada sistem x86 yang umum kita pergunakan, skema partisi
yang hanya dapat dibuat empat macam partisi yang umum disebut primary
partition. Oleh karena itu, untuk membentuk suatu partisi yang lebih banyak perlu dibuat partisi tambahan, dimana dalam
partisi tersebut, dapat
dibuat partisi yang
lain yang kemudian disebuat Extended Partition. Dalam sebuah harddisk, hanya perlu memiliki satu buah extended Partition, karena dari
extended partition ini, dapat dibuat
partisi-partisi lain yang lebih kecil dan lebih banyak. Untuk Primary
Partition, tidak ada ketentuan pasti apakah primary partition hanya boleh satu
saja atau harus digunakan seluruhnya. yang jelas, untuk kesehatan sistem
operasi, untuk keperluan booting, sebaiknya diletakkan di Primary Partition.
Untuk sistem operasi Linux saat
ini, sudah mampu melakukan
boot walau tidak harus system terinstall di primary
partition. Untuk kasus beberapa distro yang masih strict mengharuskan di isntal
di primary partit ion.
b.
Tujuan
Menggunakan Partisi
·
Memisahkan sistem operasi dengan
file-file pengguna
·
Memiliki ruang untuk swap dan virtual
memori
·
Membuat data data yang sering digunakan dapat terletak berdekatan
·
Untuk memisahkan cache dan file-file log
terpisah dari file-file lainnya. File-file
tersebut dapat berubah
dengan sangat sepat,
dan berpotensial
·
menyebabkan partis i cepat penuh
·
Untuk melakukan multi-boot atau dual-boot. Sehingga satu harddisk dapat
tersimpan dua macam atau lebih s istem operasi.
·
Untuk melindungi atau mengisolir file. Hal
ini agar mempermudah untuk
·
menyelematkan data dan memisahkan apabi
la terjadi partisi korup.
c.
Skema
Partisi pada Linux
Pada sistem
operasi berbasis Unix dan Unix-like seperti
Linux dan Mac OS X, pembuatan partisi
terpisah untuk /boot, /home,
/tmp, /usr, /var, /opt, swap dan seluruh file yang lain sangatlah memungkinkan.
Skema partisi serperti itu memiliki beberapa keuntungan, jika salah satu filesystem
mengalami kerusakan, data ataupun
file-file milik sistem operasi tdak akan
bermasalah. Untuk meningkatkan
keamanan dari kehilangan data sistem, partisi dapat dibuar read only. Metode
denan membagi partisi menjadi ukuran yang fix juga memiliki beebrapa ketidak
nyamanan, salah satunya yaitu pengguna dapat kehabisan space di partisi /home,
walaupun space di partisi lain
masih tersisa banyak. Oleh karena itu,
pengguna hendaknya mampu memprediksikan
rencana penggunaan partisinya,
yang hal ini dapat menyulitkan pengguna baru.
Logical Volume
Management (LVM), sering
digunakan di perangkat
server. Kelebihan LVM yaitu dapat dengan mudahnya diatur ukuran partisi.
Yang berbeda dari Lvm ini yaitu LVM
terikat memiliki tool
tersendiri untuk mengubah ukuran partisinya, dan tidak memerlukan tool
khusus untuk mengatur partisinya. LVM juga tidak hanya berkemampuan untuk
menggeser partisi secara langsung,
tetapi juga dapat untuk 'menyambung' harddisk sehingga menjadi
dikenali sebagai satu buah partisi yang lebih besar.
d.
Operasi
Partisi
Menggunakan Fdisk
Fdisk, sebagai
nama sebuah tool
pengatur partisi, sudah
cukup populer baik dikalangan
pengguna dos dan pengguna linux. Di Linux, fdisk juga berperan untuk mengatur partisi,
baik menghapus, dan membuat
partisi. Bagi pengguna
yang terbiasa menggunakan fdisk
di dos,
penggunaan fdisk di
Linux mungkin akan membingugkan
karena memiliki menu yang berbeda.
Fdisk dijalankan
hanya dengan akses
root. Untuk mengatur
partisi di suatu harddisk, maka
dalam memanggil fdisk
harus diesertakan nama
devicenya. Misalkan /dev/sda atau /dev/hda. Jika nama device harddisk
tidak disebutkan, maka fdisk tidak
mau jalan dan tetep menanyakan device harddisk yang ingin diolah. Kurang lebih perintah untuk
melakukan fdisk akan menjadi seperti fdisk / dev/sdaStelah fdisk dibuka, akan
disuguhi menu sebagai berikut :
Kemudian
tekan M unt uk melihat menu yang
tersedia di fdisk
Secara umum, untuk mengatur
partisi, perintah dasar yang digunakan adalah
p – untuk menampilkan daftar
partisi yang ada
n
– untuk membuat part isi baru
d
– untuk menghapus parti si
q
– keluar dari fdisk tanpa melakukan perubahan apapun
w
– menuliskan perubahan atau partisi baru
ke harddisk dan kemudian keluar
Semua
perubahan, pengaturan yang anda lakukan tidak akan diterapkan jika anda belum
menggunakan perintah W tadi.
Jika
anda menekan P maka jika harddisk sudah berisi
tabel partisi, maka akan terlihat sebagai beriku t:
Pada
baris pertama itu menunjukkan informasi ukuran harddisk. pada baris kedua
menunjukkan informasi geomteris dari harddisk yang digunakan. Walaupun tidak
terlalu akurat. Besarnya ukuran unit, seperti yang ditunjukkan diatas adalah
jumlah head dikalikan jumlah
sector/track dikalikan 512
bytes untuk setiap
sectornya. Kemudian satu b lock itu berukuran unit size dibagi dengan
1024.
Didalam daftar
tabel partisi yang
ditampilkan oleh fdisk,
kolom Device menunjukkan identitas
partisi. Nama device inilah yang nanti sering digunakan untuk operasi partisi,
yang salah satu
fungsinya adalah proses
moutning. Pada kolom kedua, Boot, hanya
menunjukkan apakah partisi tersebut memiliki flag boot atau tidak. Jika dalam
partisi terdapt flag boot, maka dalam kolom tersebut terdapat tanda asterisk.
Flag boot ini di beberapa sistem operasi terkdang dibutuhkan. Untuk kasus
diLinux, asalkan harddisk dan bios pengenalnya cukup standart, kehadiran
flagboot ini tidak terlalu signifikan. Pada kolom ketiga dan keempat, adalah
kolom star dan end.
Start dan End
ini merupakan urutan Cylinder yang digunakan. Misalkan
seperti pada baris ke-6, /dev/hdaa1 disana terletak pada cylinder nomer 1
hingga cylinder
nomer 61. kemudian
pada baris ke-8,
/dev/hda5 terletak
pada cylinder nomer 62 hingga
nomer 183. Pada kolom kelima adalah kolom
jumlah
block.
Walaupun kolom block ini tidak menunjukkan ukuran partisi secara valid, tapi setidaknya dapat merepresentasikan ukuran partisi yang digunakan. Angka yang terdapat dalam
block kurang lebih menunjukkan ukuran partisi dalam satuan Kilo atau
ribuan. jadi kembali
ke contoh pada barus ke-6, /dev/hda1 memiliki ukuran kurang
lebih 489951 ribu
bytes, atau kurang
lebih 489 Mega
byte.
Perbedaan
angka yang tercantum pada fdisk dengan ukuran partisi yang didapat kira-kira sekitar plus-minus 10%
Untuk jumlah block yang diberi tanda plus seperti pada baris ke-8 hal ini
dikarenakan jumlahnya yang ganjil. Karena secara prinsip jumlah cylinder
hendaknya integer , tidak memiliki nilai pecahan. Karena besarnya partisi
sehingga jumlah cylinder dan jumlah block
terhitung ada sedikit ke tidak konsistensian. Untuk penggunaanya di
tingkat atas, tidak terllau berpengaruh, cara untuk mengira-ngira ukuran
partisi juga masih berlaku. pada kolom
keenam dan ketujuh yaitu kolom untuk menunjukkan identitas dari partisinya.
secara pokok, identitas dikenal dengan identitas angka dan huruf pada
kolom ID, sedangkan pada
kolom
system adalah nama panjang dari iden titas partisi yang digunakan.
e.
Membuat
Partisi
Pertama-tama
dari konsole, kita mengetik
Dimana
menunjukkan harddisk yang dipasang adalah harddisk SATA yang kedua.Jika kita
perhatikan, untuk harddisk
terkini yang memiliki ukuran
besar, jika menggunakan fdisk
akan muncul peringatan seperti berikut :
Ya.. seperti
yang tertulis pada
peringatan tersebut. Sebenarnya
tidak masalah dengan harddisk
yang digunakan berukuran tersebut. Hanya
saja, harddisk yang akan digunakan
mungkin akan mengalami kesulitan apa
bila digunakan pada mesin lama. Peringatan diatas muncul karena jumlah cylinder
dalam harddisk lebih besar dari 1024 atau sekitar lebih besar dari 8,5 GB.
Kemudian
sebelum kita lakukan operasi sebaiknya dilihat dulu daftar partisi yang ada.
Karena memang pada awalnya partisi belum dibuat, maka hanya menunjukkan informasi
konfigurasi harddisk saja
Dari informasi itu kita mengetahu kalau harddisk yang kita gunakan
berukuran
sekitar 500 GB. Dan kita pun dapat
dengan yakin mengetahui bahwa 255*63*512*60801=500105249280 bytes. Ya,
memang ada sedikit selisih 2 MB
dari perhitungan yang ada. Selisih ini tinggal dimungkinkan karena ukuran
harddisk yang teramat besar . Semakin besar ukuran harddisk, selisih yang
terjadi pun juga akan semakin besar. Setelah kita melihat ukuran harddisk, kita
lalu dapat merencanakan bagaimana
harddisk kita nanti akan dipartisi. Oke.. misalkan dengan harddisk 500GB, kita akan berencana membuat
partisi swap sebesar 2 GB.
Kemudian partisi untuk system sekitar 100GB kemudian si sanya kita
gunakan untu k partisi /home..
Stelah pembagian
partisi sudah kita
rencakanm, kemudian mari kita
kerjakan. tombol yang ditekan di ilustrasikan dengan cetak tebal
Partisi
untuk system sebesar 100GB sudah
kita tetapkan, kemudian kita
buat extended partisi untuk menampung sisanya.
Kemduian
kita buat partisi untuk swapnya. Partisi swap kita buat didalam partisi extended.
Seperti yang kita rencanakan tadi, partisi swap kita buat sebesar 2GB.
Kemudian
si sanya kita buat untuk partisi /home
Setelah
selesai lalu kita coba melihat hasil partisi yang kita buat
Kemudian
kita dapat juga menambahkan informasi bootloader ke partisi /dev/sdb1
Setelah
itu kita nyatakan partisi swapnya dengan perintah
Dan
hasi l akhirnya pun menjadi seperti berikut
jika
sudah yakin dengan partisi yan gkita buat, kemudian tekan perintah W untuk
menuliskan perubahan yang sudah kita lakukan kedalam harddisk.
Walaupun
Fdisk dapat mengenali berbagai macam tipe filesystem, tetapi fdisk tidak
dapat langsung melakukan
pembuatan filesystem untuk
filesystem yang bersangkutan.
Misalkan, kita membuat partisi dan ingin kita set sebagai FAT32. Dengan perintah T, kita dapat
menindent ifikasikan bahwa partisi tersebut FAT32, tetapi tetap saja, partisi
tersebut belum diformat sebagai FAT32.
Untuk
melihat daftar filesystem yang dikenali oleh fdisk, kita dapat melihat dengan memberikan
perintah L
Untuk
menghapuis partisi mirip dengan perintah-perintah sebelumnya, hanya saja
perintah yang digunakan adalah D.
B.
FILESYSTEM
DI SISTEM OPERASI LINUX
Sistem
operasi linux membuat semacam file sistem virtual yang dapat
membuat seluruh file akan tertampil berada dalam hirarki tunggal.Hal ini
berarti, di filesistem itu hanya terdapat satu buah root directory, dan seluruh
file yang ada akan terletak dibawahnya di suatu tempat lain. Selain itu juga,
root directory tidak harus berada ditempatkan secara fisik di
harddisk anda, mungkin dapat
juga tidak terletak di komputer anda. Sistem
di Linux dapat
menggunakan jaringan sebagai
root directorynya.
Sistem Linux memberikan
nama device untuk
masing-masing device, tapi
ini
bukanlah bagaimana menunjukkan cara
file didalam device
itu diakses. Untuk
mendapatkan pengaksesan file
didalam suatu device, anda harus memberiitahukan dulu ke sistem operasi di
directory mana anda menginginkan file-file tersebut untuk muncul. Proses inilah
yang disebut dengan mounting. Sebagai contoh, untuk dapat
mengakses file-file yang ada di
CD-ROM, adna harus memberitahu sistem operasi kurang lebih
begini “Ambil filesystem
yang di CD-ROM
lalu munculkan di directory anu-anu”. Nah directory yang
diminta untuk menampilakan file itu tadi yang disebut sebagai mount po int.
Sebagai contoh, adalah directory didalam
/media. Directory /media sangat mudah ditemui di banyak sistem Linux yang
menggunakan kernel 2.6.x seperti
yang sudah di
spesifikasikan dalam Filesystem Hierarchy Standard. Direcroty /media ini di sepsifikasikan untuk
mengelompokan mount point dari berbagai macap removeable media, seperi CD, DVD,
flash disk, handy cam, MP3 player, memcard reader, iPod, dan juga floppy disk
kalau masih ada. Isi dari /media bia
saja kosong, atau berisi beberapa directory kosong untuk mounting
masing-masing device, atau bisa juga tiba-tiba berisi directory jika media itu
dibaca sistem. Proses tiba-tiba muncul itu yang dikenal dengan istilah
automount. Secara umum, hanya root
atau administrator yang
di pilih yang
diperbolehkan untuk melakukan
mounting.
Sistem Linux
sering menyertakan software
atau tool untuk
membantu proses mounting dan
mendukung fungsionalitas baru. Salah satu diantaranya adalah auto-mount itu tadi,
dengan tujuan sebagai berikut
•
Di bebarapa situasi, file sistem selain root perlu tersedia bersamaan dengan
sistem operasi
menyala. Seluruh sistem
Linux menyediakan
fasilitas
mounting saat
system menyala. Fasilitas
itu disebut fstab.
Sysadmin
mendefinisikan filesistem
apa saja yang
dibutuhkan kedalam /etc/fstab
beserta
dengan opsi dan mount pointnya
•
Di beberapa situasi,
tidak diperlukan untuk
melakukan mount pada file sistem
tertentu saat booting,
diakrenakan file system
itu dibutuhkan saat setelah
proses boot selesai.
•
Removeable media menjadi sesuatu yang umum untuk perangkat rumahan dan notebook. Misalnya yaitu Flash disk, CD ROM, dan DVD. Beberapa sistem Linux juga dilengkapi aplikasi
untuk mendeteksi kehadiran
dari media tersebut dan segera
melakukan mount tanpa ada
campur tangan pengguna.
Master Boot Record
Master Boot
Record adalah sebutan untuk
sektor yang paling ujung awal
dari sebuah harddisk. Didalam MBR terdapat hal-ha l seperti berikut:
•
Kode booting ke sistem operasi, kode booting ini yang membuat harddisk dapat booting ke sistem
operasi. Kode ini disebut juga dengan Master Boot Code. Boot loader seperti Li
lo dan Grub terletak di sini.
•
Tabel partisi yang berisi daftar partisi apa saja yang terdapat pada harddisk
yang digunakan
Pada
saat booting, MBR bertugas sebagai berikut:
·
Mencari partisi yang aktif atau yang
dapat digunakan untuk booting dalam tabel partisi.
·
Mencari sektor pertama dari partisi yang
digunakan untuk booting.
·
memuat salinan boot sector dari partisi
aktif kedalam memori
·
Memberikan kontorl kelanjutan kepada
kode untuk dieksekusi selama proses boot.
File
System dapat menggunakan media penyimpan data seperti HardDisk atau CD Rom.
dalam linux memiliki format yang berbeda dengan windows dan skema yang berbeda
untuk penempatan file-file linux tersebut. hirarki dari filesystem linux adalah
seperti pada gambar berikut















Tidak ada komentar:
Posting Komentar